Parni Hadi Lakukan Kick Off DD Farm Sebagai Program Pemberdayaan Kaum Miski

KAB.BOGOR-GemilangNews.Com

Optimalisasi zakat, infaq, sedekah & wakaf (ziswaf) sebagai modal kegiatan ekonomi produktif untuk membantu pengentasan kemiskinan, masih belum populer. Selain pengetahuan masih terbatas, masyarakat belum memiliki banyak contoh program wakaf dalam skema ekonomi produktif yang berhasil. Masyarakat masih perlu diyakinkan bahwa aset ziswaf dapat dioptimalkan secara produktif bagi upaya meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Demikian diungkapkan Parni Hadi, pendiri sekaligus pembina Dompet Dhuafa, saat memperkenalkan program peternakan berbasis aset wakaf. Ia menjelaskan, program tersebut diberi nama DD Farm dan uji coba pertama nya dilakukan di Provinsi Banten di bawah pimpinan Mukhlas P.A, selaku pimpinan cabang Dompet Dhuafa Banten.

“DD Farm Banten dilaksanakan di atas lahan wakaf sekitar 7.000 meter persegi di lingkungan Gowok Kepuh, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Curug, Kota Serang. DD Farm menerapkan konsep pembiayaan gabungan antara wakaf dengan zakat di tahap awal, lalu ditumbuhkan dengan investasi ekonomi di tahap selanjutnya. Model pembiayaan ini populer disebut blended finance,” ungkap Parni Hadi, dalam keterangannya, Jum’at (11/12/2020).

Secara teknis, lanjutnya, DD Farm mengubah model pemberdayaan peternak dari model plasma menjadi model sentra. Masyarakat penerima manfaat direkrut dengan kriteria mustahik dan mekanisme akad sebagai pekerja. “Selama dua tahun, mustahik tersebut dilatih tentang manajemen kandang, pakan, kesehatan ternak, administrasi peternakan, dan lain sebagainya. Setelah itu, berdasarkan mekanisme seleksi yang ketat, mustahik yang lulus diberikan inkubasi dalam bentuk modal anakan ternak agar menjadi peternak,” papar mantan wartawan senior ini.

Parni Hadi menerangkan, pada tahap tersebut, mustahik juga akan didampingi dalam bentuk kemitraan dengan membentuk Badan Usaha Desa (Bude). Peternakan plasma, sambungnya, ditumbuhkan menjadi community enterprise yang terhubung dengan sentra ternak dalam hal pemasaran. “Proses kemitraan ini dikembangkan menjadi jaringan sosial enterprise baru, dan menjadi tahap pengukuhan muzakki baru,” jelasnya.

Masih kata Parni Hadi, DD Farm sebagai unit bisnis sosial sentra ternak juga mengembangkan beberapa produk yang menjadi pemasukan (revenue stream) usaha. Produk pertama nya adalah penggemukan domba/kambing untuk penjualan karkas bagi restoran dan catering, serta setiap tahun untuk mensuplai kebutuhan hewan kurban serta memproduksi pakan ternak berupa complete feed dan silase yang dipakai sendiri sekaligus dijual ke pasar peternak.

Selain itu, lanjutnya, kotoran ternak juga menjadi produk penghasil uang bagi DD Farm. Kotoran dikumpulkan dari kandang, kemudian diolah melalui proses penjemuran tanpa bantuan teknologi dan kimia, sehingga menghasilkan pupuk dengan kualitas baik, mengandung 90% kotoran domba/kambing tanpa campuran pasir, sekam, atau material yang lain.

Menurutnya, semua bisnis Dompet Dhuafa prosesnya berpola padat karya dan melibatkan masyarakat dhuafa sebagai pekerja yang menghasilkan pendapatan rutin warga sebagai penopang ketahanan ekonomi keluarga,apalagi di era pandemi Corona dan resesi saat ini.

DD Farm juga menerapkan model pemberdayaan dengan konsep philantropreneur ship secara holistik dan integralistik. Sebagai sarana pemberdayaan ekonomi, lanjut Parni Hadi, DD Farm juga melakukan program-program layanan kesehatan, pendidikan, nilai-nilai budaya, dan layanan iman dan taqwa. “emua program tersebut dilaksanakan dalam satu kawasan pemberdayaan yang disebut zona Mandaya (Mandiri dan Berdaya),” imbuhnya.

Kegiatan DD Farm juga melibatkan kaum perempuan, khususnya ibu, sebagai motor penggerak utamanya. Bahkan, dalam hal suplai bahan baku pakan ternak, perempuan menjadi pemain utama kelompok masyarakat yang menanam, merawat, dan memanen 10 hektar tanaman jagung.

Menurutnya, secara sekilas memang benar Filantroprenenur mengesankan seperti kegiatan bisnis. Namun ini, sambungnya, bisnis sosial, atau tepatnya bisnis filantropi. Parni Hadi menegaskan, bisnis sosial dibangun semata-mata untuk ikut serta mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan harkat serta martabat kaum dhuafa.

“Bisnis sosial lebih mengutamakan benefit (manfaat) dari pada profit dalam bentuk uang. Untung harus diupayakan, tapi itu harus digulirkan dalam bentuk program-program sosial bagi masyarakat pra sejahtera dengan semangat cinta (welas asih) kepada sesama.” Pungkasnya.

Admin : Red GemilangNews.Com

CopyAMP code

Reader Interactions

Trackbacks

  1. … [Trackback]

    […] Read More Information here to that Topic: gemilangnews.com/2020/12/11/parni-hadi-lakukan-kick-off-dd-farm-sebagai-program-pemberdayaan-kaum-miski/ […]

  2. … [Trackback]

    […] Here you can find 14240 more Info to that Topic: gemilangnews.com/2020/12/11/parni-hadi-lakukan-kick-off-dd-farm-sebagai-program-pemberdayaan-kaum-miski/ […]

  3. … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: gemilangnews.com/2020/12/11/parni-hadi-lakukan-kick-off-dd-farm-sebagai-program-pemberdayaan-kaum-miski/ […]

  4. … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: gemilangnews.com/2020/12/11/parni-hadi-lakukan-kick-off-dd-farm-sebagai-program-pemberdayaan-kaum-miski/ […]

  5. … [Trackback]

    […] Read More on that Topic: gemilangnews.com/2020/12/11/parni-hadi-lakukan-kick-off-dd-farm-sebagai-program-pemberdayaan-kaum-miski/ […]

  6. … [Trackback]

    […] Here you can find 66961 additional Info to that Topic: gemilangnews.com/2020/12/11/parni-hadi-lakukan-kick-off-dd-farm-sebagai-program-pemberdayaan-kaum-miski/ […]

JELAJAHI

error: Content is protected !!