Rapat Koordinasi Dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kabupaten Sanggau

Sanggau, Polda Kalbar – Bertempat di Aula Graha Wirapratama Polres Sanggau dilaksanakan kegiatan rapat koordinasi dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sanggau.

Kegiatan rapat dibuka oleh Wakapolres Sanggau Kompol Novrial Alberti Kombo, S.I.K, M.A.P., yang didampingi Nara Sumber Sdri. Ana Setia Rini, A.Md. selaku staff Dinkes Kabupaten Sanggau dan Sdr. M. Fatris Babara, S.E. selaku Staff P3AKB Kabupaten Sanggau serta dihadiri PJU Polres Sanggau, Pimpinan ataupun Perwakilan Perusahaan di Kabupaten Sanggau (PT. BHD, PT. ASP, Gunas Grup, PT. MKS, PT. SL, PT. DSM, PT. ICA, PT. Antam dan PT. APS), Kapolsek Jajaran dan Bhabinkamtibmas.

Dalam sambutannya Wakapolres Sanggau menyampaikan ucapan terimakasih serta ucapan selamat datang kepada Narsum dan tamu undangan yang telah hadir dalam kegiatan

“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti program prioritas pemerintah untuk percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sanggau,” katanya.

Wakapolres berharap kontribusi dari perusahaan yang ada di Kabupaten Sanggau dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sanggau

“Kami mohon pencerahan dan edukasi dari Narsum terkait stunting,” pungkasnya.

Sementara dalam materinya Dinkes Kabupaten Sanggau menyampaikan materi cegah stunting dengan ASI dan MP-ASI.

Ana Setia Rini menyampaikan gejala stunting yang meliputi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi serta pertumbuhan fisik yang menghambat perkembangan kognitif / mental sehingga berpengaruh pada kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.

“Sesuai data SSGI, Prevalensi stunting nasional sebesar 24,4%,” katanya.

Dirinya juga menyampaikan penyebab stunting yang meliputi asupan gizi dan status kesehatan serta intervensi gizi spesifik percepatan pencegahan stunting kepada ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan, remaja putri dan wanita usia subur serta anak usia 24-59 bulan.

“Intervensi gizi sensitif percepatan pencegahan stunting yang meliputi peningkatan akses pangan bergizi. Cegah stunting dengan ASI eksklusif dan MP-ASI kepada bayi sampai umur 6 bulan,” ungkapnya.

Ana Setia Rini juga menyampaikan 10 pedoman gizi seimbang, diantaranya Membiasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok, Batasi konsumsi panganan manis, asin dan berlemak, Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan ideal, Membiasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, Membiasakan untuk sarapan pagi, Membiasakan untuk minum air putih yang cukup dan aman, Memperbanyak makan buah dan sayur, Membiasakan membaca label pada kemasan pangan serta Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.

Sementara dari Dinas P3AKB Kabupaten Sanggau menyampaikan materi sosialisasi pencegahan dan penanggulangan stunting.

Fatris Babara menyampaikan pengertian dan penyebab stunting. Gejala dari Stunting anak sejak dini yang meliputi Tanda pubertas terlambat, Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar, Pertumbuhan gizi terlambat, Usia 8-10 Tahun, anak menjadi lebih pendiam serta tidak banyak melakukan eye contact, Pertumbuhan melambat dan Wajah tampak lebih muda dari usianya.

Dirinya juga menyampaikan dampak stunting diantaranya Mudah sakit, Kemampuan kognitif berkurang, Saat tua berisiko terkena penyakit, berhubungan dengan pola makan, Fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang, Mengakibatkan kerugian ekonomi dan Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa

“Dampak kurang gizi pada awal kehidupan yang meliputi gagal tumbuh dan hambatan perkembangan kognitif,” katanya.

Fatris Babara mengatakan penyebab anak mengalami kekerdilan, diantaranya Faktor gizi buruk, Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, Masih terbatasnya layanan kesehatan, Masih kurangnya akses kepada makanan bergizi dan Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.

“Penyebab masalah gizi yang saling berkaitan antara satu dan lainnya diantaranya asupan gizi makanan, pola asuh dan pelayanan kesehatan dengan akar permasalahan politik, sosial dan budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan serta degradasi lingkungan,” ungkapnya.

“Intervensi gizi spesifik percepatan pencegahan stunting kepada ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan, remaja putri dan wanita usia subur serta anak usia 24-59 bulan. Cegah stunting dengan ASI eksklusif dan MP-ASI kepada bayi sampai umur 6 bulan,” tambahnya.

Dirinya juga mengatakan intervensi gizi spesifik dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, bayi, usia sekolah, remaja usia produktif dan lansia. Intervensi sensitif diberbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat umum.

“Sanitasi berbasis lingkungan untuk mencegah stunting, diantaranya Mencuci tangan menggunakan sabun, Pengelolaan sampah rumah tangga, Berhenti buang air besar sembarangan, Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga serta Pengelolaan limbah cair rumah tangga,” ungkapnya.

Fatris Babara menyampaikan prevalensi stunting Kabupaten Sanggau sebesar 32,5%, sesuai data SSGI.

Sekira jam 11.00 WIB, Kapolres Sanggau AKBP Suparno Agus Chandra Kusumah, S.H., S.I.K. hadir dalam kegiatan rapat koordinasi.

Kapolres Sanggau mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yanng telah hadir dalam kegiatan rapat koordinasi pencegahan dan penurunan stunting.

“Percepatan pencegahan dan penurunan stunting setelah kegiatan rapat koordinasi akan segera ditindaklanjuti,” katanya.

Kapolres Sanggau mengharapkan sinergitas bersama, dan dalam hal ini Polri siap membantu, khususnya Bhabinkamtibmas akan menghadirkan pasien stunting. Sesuai petunjuk dari pimpinan Polri, akan dibuatkan Posko Presisi untuk penanganan kasus stunting.

“Polri tidak memiliki alokasi anggaran untuk penanganan stunting sehingga mengharapkan adanya kontribusi dari pihak perusahaan,” kata AKBP Suparno.

“Diperlukan penyamaan persepsi antar semua pihak sehingga dapat menurunkan kasus stunting di wilayah Kabupaten Sanggau. Polsek Jajaran agar melakukan inovasi dalam rangka menurunkan kasus stunting diwilayahnya,” pungkasnya.

Rapat koordinasi yang dilaksanakan Polres Sanggau dalam rangka mendukung kebijakan perioritas pemerintah dalam percepatan pencegahan dan penurunan stunting. Dengan dilaksanakannya kegiatan rapat koordinasi percepatan pencegahan dan penurunan stunting, Bhabinkamtibmas Polsek Jajaran Polres Sanggau mendapat tambahan wawasan sehingga kembali dapat memberikan edukasi kepada masyarakat yang lebih luas.

CopyAMP code

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan

JELAJAHI

error: Content is protected !!