PUASA versus CORONA

Oleh : MJ. FAHRI (KETUA FWHBU & WARTAWAN)

Awal tahun 2020 manusia di dunia dihebohkan makhluk halus bernama Corona Virus Disseas (Covid-19). Ratusan negara di “serang” tanpa pandang bulu. Jutaan manusia terpapar, ratusan ribu orang pun dilaporkan meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menetapkan wabah Corona menjadi pandemik global dan menghimbau seluruh negara agar waspada dan menyatakan perang melawan si makhluk yang wujud dan bentuknya tak bisa terlihat mata.

Sebagian besar negara terpapar termasuk Indonesia, pada awalnya terlihat gugup dan gagap menghadapi makhluk halus bernama Corona ini. Namun perlahan semua elemen bangsa mulai bangkit dan bersatu melawan Covid-19. Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes RI telah menetapkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) di beberapa wilayah provinsi, kabupaten dan kota yang menjadi sumber pandemik.

Meski masih ada beberapa dinamika sosial penerapan PSBB, namun lambat lain pemerintah dan masyarakat mulai berteriak sama “Lawan Corona Demi Kesehatan dan Keselamatan”. Himbauan #Diam dirumah aja, gunakan masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak fisik, telah menjadi kesepakatan bersama. Inilah yang dinamakan Mind Changing Concept (merubah cara berpikir) masyarakat.

Semua orang berhasil merubah cara berpikirnya untuk sama – sama sehat dan selamat. Dan hitungan jam, kaum Muslim juga akan memasuki bulan suci Ramadhan atau yang sering disebut masyarakat Bulan Puasa. Sementara si Corona pun masih ada dan masih mengancam setiap orang. Nah, disinilah setiap muslim bahkan manusia pada umumnya dituntut dan ditantang menerapkan konsep Mind Changing Concept (merubah cara berpikir).

Ibadah puasa Ramadhan adalah kewajiban, mencegah dan menjaga diri dari penyebaran penyakit wabah juga kewajiban. Keselarasan berfikir akal fikiran dan hati serta keimanan ini yang harus dilakukan. Caranya, PUASA CORONA, artinya mari fokus melakukan dua kewajiban tersebut secara bersama, tanpa membuatnya menjadi sebuah keyakinan bias, dengan dalih apapun. Kita semua dituntut fokus pada pelaksanaan kedua kewajiban tersebut atau being professional (bertindak professional).

Semua orang bisa belajar dari pengalaman – pengalaman (experience) tentang bagaimana menghadapi penularan dan penyebaran wabah Covid 19. Lalu melaksanakan prosedur kesehatan yang dianjurkan pihak berwenang. Semua orang bisa belajar dan melaksanakan semua ilmu yang disampaikan para pemuka agama, tentang bagaimana melaksanakan ibadah puasa di tengah situasi wabah pandemi ini.

Pengalaman adalah guru yang tidak pernah berbohong. Knowledge is worth as much as gold (Pengetahuan lebih berharga daripada emas). Ingat, manusia yang akan selamat adalah yang taat pada Tuhan, taat pada Umaro dan Ulama yang memimpinnya. Berenang lah mengikuti arus (swim with the tide), ikutilah petunjuk kebenaran agar kita mampu mengubah situasi yang sulit ini segera berakhir. Kita tak perlu mengambil resiko dengan “melawan” berbagai anjuran pemerintah (umaro) maupun para tokoh agama (ulama). Fokus kita adalah terus meningkatkan kualitas ibadah dan terus lawan corona. Semoga saja seiring Ramadhan datang, Corona semakin hilang.

CopyAMP code

Reader Interactions

Trackbacks

JELAJAHI

error: Content is protected !!