5 Pilar Utama Menjadikan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia

Penulis : Edi Waluyo – APN Kemhan.

GemilangNews.Com | Jakarta – Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia terdiri lebih dari 17.504 pulau serta memiliki garis pantai sepanjang 95.181 km, terletak pada posisi strategis antara dua benua Asia dan Australia serta dua samudera Hindia dan Pasifik, maka selayaknya sektor maritim dan kelautan menjadi strategis ditinjau dari segala aspek politik, ekonomi dan lingkungan, sosial-budaya, hukum dan pertahanan keamanan.

Sejak di era pemerintahan Presiden ingin mengembalikan semangat dan harapan dalam membangun aspek kelautan dan maritim untuk kesejahteraan dan kemakmuran bangsa dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam kelautan yang selama ini belum diperdayakan dan dioptimalkan, hal ini ditegaskan Presiden Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, di Myanmar tanggal 13 November 2014, menyampaikan konsep yang disampaikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD), Indonesia membutuhkan postur dan doktrin pertahanan yang disesuaikan dengan karakter kepulauan dan kemaritiman, maka diperlukan patroli armada menengah dan besar yang mampu mengarungi laut yang jauh dari pantai serta berbagai armada penghubung (konektivitas) antar pulau.

Hal ini diingatkan kembali Presiden Joko Widodo dalam pidato sambutan memperingati Hari Maritim Nasional (HMN), menekankan perlu adanya kerja keras seluruh stake holder yang menangani kelautan di Indonesia untuk memajukan kekuatan ekonomi dengan memanfaatkan laut di Indonesia serta perlu adanya peningkatan konektivitas laut dan keamanan maritim untuk kepentingan rakyat dan nasional. Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa peran strategis Iptek harus diajukan dengan mengembangkan Iptek perkapalan laut dengan memajukan pertumbuhan industry perkapalan dalam negeri (Kemenko Bidang Maritim dan Investasi, Peringatan HMN ke-57, Kamis 23/09/2021).

Dalam mewujudkan Indonesia sebagai PMD, maka pengembangan sektor kelautan menjadi fokus Indonesia pada abad ke-21 dengan menekankan 5 (lima) pilar utama dalam PMD yaitu pertama, pembangunan kembali budaya maritim Indonesia. “Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu pulau, bangsa Indonesia harus menyadari dan melihat dirinya sebagai bangsa yang identitasnya, kemakmurannya, dan masa depannya sangat ditentukan oleh bagaimana mengelola samudera. Oleh karena itu perlu membangun kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi bangsa Indonesia, salah satu aspek budaya yang perlu dikembangkan adalah Pendiddikan Kesadaran Bela Negara (PKBN) masyarakat berdimensi maritim untuk mewujudkan nasionalisme.

Kita optimis bahwa generasi yang akan datang memungkinkan Indonesia kembali menemukan jati dirinya sebagai bangsa maritim, maka untuk itu diperlukan perubahan mindset “ sikap-mental”, dengan penuh kesadaran kembali ke jati diri berbasis maritim, dan ini harus terus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Hal ini mengingatkan syair lagu Nenek Moyangku Seorang Pelaut, yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi bangsa Indonesia untuk mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia diakui sebagai bangsa maritim yang disegani oleh bangsa bangsa lain dan telah dibuktikan masa-masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, bangsa Indonesia diakui sebagai bangsa maritim yang disegani oleh bangsa bangsa lain.

Kedua, ekonomi maritim: mengelola dan sekaligus melestarikan sumber daya maritim bangsa, dengan berkomitmen untuk menjaga dan mengelola sumber daya laut, dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut, melalui pengembangan industri perikanan, dengan mendukung pengamanan atas eksistensi, pemanfaatan, pengusahaan dan pelestarian sumber daya kelautan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Semua kekayaan maritim yang ada akan digunakan sebesarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat, ini telah dibuktikan dimana sekitar abad ke-14 dan permulaan abad ke-15, terdapat 5 (lima) jaringan perdagangan (Commercial Zones), yaitu: Pertama, jaringan perdagangan teluk Bengal, yang meliputi pesisir Koromandel di India Selatan, Sri Langka, Burma (Myanmar), serta pesisir utara dan barat Sumatera; Kedua, jaringan perdagangan Selat Malaka; Ketiga, jaringan perdagangan yang meliputi : Pesisir timur Semenanjung Malaka, Thailand dan Vietnam Selatan; Keempat, jaringan perdagangan laut Sulu, yang meliputi : Pesisir barat Luzon, Mindoro, Cebu, Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan (Brunei Darussalam); Kelima, jaringan Laut Jawa, yang meliputi : Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa dan bagian selatan Sumatera (Hall, 1985:20-25). Jaringan perdagangan ini berada dibawah hegemoni Kerajaan Majapahit.

Ketiga, diplomasi maritim dalam mencapai tujuan Indonesia harus mampu mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan, dengan menjalankan diplomasi pada domain maritim. Dimana diplomasi maritim (maritime diplomacy) adalah negosiasi atau perundingan yang dilakukan oleh dua negara atau lebih mengenai batas laut, kerjasama maritim serta pertahanan Negara yang memiliki kekuatan laut yang handal akan selalu menjadi perhitungan bagi negara lain. Pertahanan maritime yang handal dapat dimanfaatkan sebagai media diplomasi pertahanan (defence diplomacy), karena yang bisa memberikan pengaruh politik pada masa damai dan sekaligus sebagai upaya mempersiapkan kekuatan laut, baik militer maupun nirmiliter untuk menghadapi perang. Dengan demikian dalam hubungan regional maupun internasional harus dapat meningkatkan kerjasama kemaritiman guna untuk kepentingan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dengan adanya persaingan politik perdagangan internasional di kawasan regional maupun internasional, terutama persaingan dagang antara Amerika Serikat dan China, dimana kedua kekuatan yang saling berkompetisi ini hal ini harus dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dengan berpedoman politik luar negeri “bebas aktif”.
Keempat, konektivitas maritim dengan memprioritaskan pembangunan infrastruktur maritim, pembangunan sarana dan prasarana perhubungan dan pariwisata laut. Untuk menjadi poros maritim dunia, maka infrastruktur tol laut mutlak dibangun dan tersedia seperti sarana prasarana pelabuhan, kapal angkut/penumpang, alat navigasi pelayaran. Indonesia banyak memiliki pulau/pelabuhan seperti Pulau Sabang, Pulau Batam, Pulau Bintan, Cilacap, Bitung, Palu, Kupang, dan Sorong sebenarnya cocok dikembangkan menjadi deep sea port atau global transhipment port seperti Singapura. Dengan komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim. Tidak kalah pentingnya konektivitas adanya hubungan (interkoneksi) antara rute pelayaran laut dengan prasarana darat (seperti jalan raya dan jalur kereta) dan udara. Interkoneksi ini akan membuat lalu lintas orang dan barang menjadi semakin mudah, murah, dan menjangkau daerah yang lebih luas .

Kelima, Keamanan Maritim, terletak diantara dua samudera, Indonesia memiliki kewajiban untuk membangun kekuatan pertahanan maritim, untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim Indonesia, serta menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim. Dalam menanggulangi kerawanan di laut, diperlukan postur pertahanan yang memiliki daya tangkal yaitu: kekuatan, kemampuan dan penggelaran. Dimana kekuatan diartikan sebagai kualitas dan kuantitas Alutsista dan lain-lain beserta jumlahnya.

Sedangkan kemampuan adalah kemampuan personil, termasuk kemampuan memelihara dan merawat alutsista sehingga tingkat kesiapan alutsista dapat selalu optimal. Penggelaran adalah penempatan secara geografis dari kekuatan pertahanan dilengkapi sistem pendukungnya, termasuk penempatan pangkalan resuplai logistik dan fasilitas pemeliharaan dan perawatan.

Dengan terjaganya keamanan di wilayah perairan seluruh Indonesia, di mana posisi strategis Indonesia dengan didukung oleh kekuatan matra laut yang tangguh dan pengelolaan segala sumber daya laut dengan mengakomodir kepentingan pertahanan dalam setiap pemanfaatannya maka akan segera terwujud menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

CopyAMP code

Reader Interactions

Trackbacks

  1. … [Trackback]

    […] Information on that Topic: gemilangnews.com/2021/11/14/5-pilar-utama-menjadikan-indonesia-sebagaiporos-maritim-dunia/ […]

JELAJAHI

error: Content is protected !!