Raja dan Sultan se-Nusantara Disambut Hangat Walikota Bogor

Kota.Bogor-GemilangNews.Com

Wali Kota Bogor, Bima Arya menyambut hangat rombongan Raja dan Sultan se-Nusantara saat Gala dinner di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (17/12/2019) malam.

Dalam kesempatan tersebut Bima Arya mengucapkan selamat datang atas kedatangan Raja dan Sultan se-Nusantara di Kota Bogor. Di awal sambutan ia menjelaskan keberadaan bangunan Lawang Salapan yang berdiri kokoh berdekatan dengan Tugu Kujang yang dibangun sejak 2016.

Di Lawang Salapan semboyan Kota Bogor dipahat, yang bertuliskan Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari, Seja Ayeuna Sampeureun Jaga. Biasanya kalimat tersebut diucapkan saat sidang paripurna. Bahkan, Presiden Joko Widodo pernah menanyakan makna tulisan tersebut.

“Arti dari semboyan tersebut adalah Apa yang kita nikmati saat ini merupakan jerih payah para pendahulu dan apa yang kita kerjakan hari ini akan dinikmati anak cucu kita kelak,” kata Bima Arya.

Sementara Tugu Kujang adalah simbol dari perjuangan Jawa Barat, yakni senjata khas masyarakat dari Jawa Barat.

537 tahun yang lalu kata Bima Arya, di Kota Bogor Prabu Siliwangi dinobatkan dan pernah memimpin, pemimpin yang sangat dicintai oleh rakyatnya karena merawat rakyatnya, membuat irigasi, infrastruktur dan mensejahterakan rakyatnya.

“Ada keyakinan bahwa Prabu Siliwangi tidak pernah meninggal tapi Ngahiang (menghilang). Jadi, ada Wangsit Siliwangi yang memang masih kontroversi dan berbagai macam versi dari mana asalnya, tetapi pada intinya kepemimpinan Prabu Siliwangi itu luar biasa,” katanya.

Menurutnya, seni dan budaya bukan hanya untuk dinikmati, ditonton dan menjadi pembeda saja, tapi budaya adalah sesuatu yang membangun karakter bersama.

“Kita bangga nusantara begitu beragam dan perbedaan karakter itu dimana-mana. Menjadi pemimpin tidak usah jauh-jauh belajar, karena banyak local wisdom (kearifan lokal) yang bisa dipelajari dari pemimpin-pemimpin di masa lalu, di raja atau sultan nusantara,” tuturnya.

Rektor Universitas Pakuan (Unpak) Bogor, Bibin Rubini mengatakan, negara ini akan kaya jika lima hal terpenuhi. Pertama, pemimpin yang amanah melaksanakan tugasnya, Kedua, hakim yang bijaksana. Ketiga, Ilmuan yang menerapkan ilmunya. Keempat, orang kaya yang dermawan dan Kelima, orang miskin yang berdoa.

“Karena Allah menjanjikan barangsiapa yang tertindas berdoa, bahkan jika orang miskin Insya Allah dikabulkan doanya,” katanya.

Menurutnya, di dalam hukum pendidikan ada tiga hal, yakni Law of Effect (hukum pengaruh), law of Exercise (Hukum pelatihan) dan Law of Example, Non Example.

“Saya ambil satu Law of Effect, penerapan pendidikan dan kebudayaan hanya bisa dilakukan oleh orang yang berpengaruh dan itu dengan cara menjadi contoh dan memberi contoh. Disini Wali Kota jadi panutan semua, termasuk Raja dan Sultan disini akan menjadi pengaruh atau suri tauladan,” sebutnya.

Ki Hajar Dewantara sudah mencontohkan Ing ngarso sung tulodo, artinya di depan memberi teladan atau contoh. Ing madyo mbangun karso, artinya di tengah memberikan motivasi/semangat dan Tut wuri handayani, artinya di belakang memberikan dorongan.

“Jadi, kedepan kita akan mewariskan budaya kepada generasi muda atau milenial agar jati diri bangsa tetap kokoh dan kuat,” kata Bibin. (Red)

CopyAMP code

Reader Interactions

Trackbacks

  1. … [Trackback]

    […] Find More here on that Topic: gemilangnews.com/2019/12/18/raja-dan-sultan-se-nusantara-disambut-hangat-walikota-bogor/ […]

  2. … [Trackback]

    […] Here you will find 44340 additional Information on that Topic: gemilangnews.com/2019/12/18/raja-dan-sultan-se-nusantara-disambut-hangat-walikota-bogor/ […]

  3. … [Trackback]

    […] Info to that Topic: gemilangnews.com/2019/12/18/raja-dan-sultan-se-nusantara-disambut-hangat-walikota-bogor/ […]

  4. … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: gemilangnews.com/2019/12/18/raja-dan-sultan-se-nusantara-disambut-hangat-walikota-bogor/ […]

JELAJAHI

error: Content is protected !!